ANTIHIPERLIPIDEMIA DAN ARTEROSKLEROSIS
“ANTIHIPERLIPIDEMIA DAN ATHEROSKLEROSIS”
1.ANTIHIPERLIPIDEMIA
PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya
kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pada saat ini, dan
berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi obat makin
besar. Interaksi obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi respon tubuh
terhadappengobatan.
Interaksi obat adalah
perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau
oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang
signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakanbersama-sama.
Interaksi obat dan efek
samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan
bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus
tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada seharusnya, bahkan hingga terjadi
kasus kematian karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat
di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat)
karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter, sehingga sangat mungkin
terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan penyakit
atau usia.
Interaksi obat yang tidak
diinginkan dapat dicegah bila kita mempunyai pengetahuan farmakologi tentang
obat-obat yang dikombinasikan. Tetapi haruslah diakui bahwa pencegahan itu
tidaklah semudah yang kita bayangkan, mengingat jumlah interaksi yang mungkin
terjadi pada orang penderita yang menerima pengobatan polypharmacy cukup
banyak.
DEFINISI
Hiperlipidemia adalah
suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid / lemak ddarah
melewati batas normal.
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi
menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh
karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan
laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada
keadaan yang agak berat tampak adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan
kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini,
peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misal :
diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit ginjal.
Hiperlipidemia sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-obatan
yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti β – Bloker , diuretik,
kontrasepsi oral (estrogen, gestagen).
2.2 ETIOLOGI
Penyebab primer, yaitu faktor keturunan
(genetik)
Penyebab sekunder, seperti :
1. Usia --> kadar lipoprotein, terutama
LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
pria
memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan normal, tetapi menopause kadarnya
pada wanita mulai meningkat.>--2.
Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
4. Obesitas
5. Menu makanan yang mengandung asam lemak
jenuh, seperti : mentega, margarin, whole
milk, es krim, keju,
daging
6. Kurang melakukan olahraga
7. Penggunaan alkohol
8. Merokok
9. Diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik
10. Gagal ginjal
11. Kelenjar tiroid yang kurang aktif
12. Obat-obatan tertentu yang dapat
mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil KB, kortikosteroid, diuretik
tiazid (pada keadaan tertentu).
MEKANISME
TERBENTUKNYA HIPERLIPIDEMIA
Dalam
keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini
akan dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus
halus dan disekresikan ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk
kilomikron. Kemudian kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis
menjadi asam lemak, gliserol dan kolesterol dengan perantaraan enzim
lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler, sehingga
menjadi kilomikron remnan. Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung
apo B-48 dan apo E yang mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran
hepatosit, maka kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami
internalisasi dan degradasi oleh enzim lisosom dengan melepaskan kandungan
kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL berfungsi mengangkut TG dan sejumlah
kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan oleh hepatosit
dan masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi oleh LPL dan
dilepaskan ke jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL remnan ( VLDL)
atau IDL. Permukaan IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E yang juga
beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi hanya sedikit sekali IDL yang
mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan tetap beredar
dalam sirkulasi. Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan
kadar yang rendah, namun pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat
meningkat dan bersifat aterogenik (tipe III hiperlipoproteinemia). LDL sendiri
tetap mengandung banyak kolesterol dan apo B-100 yang beraffmitas tinggi dengan
reseptor LDL jaringan hepar dan diluar hepar, dan melepaskan kolesterolnya ke
jaring-an tadi. Karena bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian besar
kolesterol yang beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor
LDL akan timbul kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat
aterogenik; selain itu prekursor HDL dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang
selama memasuki sirkulasi dengan menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein
(C-2). Apo C-2 inilah yang menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan
VLDL dalam hepatosit oleh LPL. Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut
kolesterol jaringan tepi(terutama dari dinding uteri) kembali ke hepar, sehingga
lipoprotein ini berguna untuk mencegah timbulnya PJK. Individu dengan kadar HDL
tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK Ketidakseimbangan antara
produksi lipoprotein yang dilepas oleh jaringan tertentu dengan bersihan
lipoprotein itu sendiri dari plasma akan menimbulkan hiperlipoproteinemia
dengan manifestasi klinik tertentu Sifat aterogenik LDL dan VLDL telah
banyak dibuktikan. Peninggian kadar salah satu atau keduanya mempunyai korelasi
positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL meninggi karena adanya defisiensi
reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel jaringan lainnya, sehingga apo
B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi dan tetap bebas beredar
dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini diatur oleh langsung
kadar kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan menghambat
transkripsi messenger RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor LDL,
demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang disebut dengan hiperlipidemia. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar lipoprotein adalah :
1. Diet
: kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol
2. Antropometrik
: ratio berat - tinggi badan (obesitas)
3. Kebiasaan
merokok, kurang gerak, asupan alkohol.
4. Ras
5. Genetika
6. Seks
: kadar estrogen (endogen/eksogen)
7. Penyakit
lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.
GEJALA
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak
menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak
akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat
daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800
mg / dl atau lebih ) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan
gejala-gajala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).
FAKTOR RESIKO
- Aterosklerosis
- Penyakit jantung koroner
- Pankreatitis (peradangan pada organ pankreas)
- Diabetes melitus
- Gangguan tiroid
- Penyakit hepar dan penyakit ginjal
- Penyakit jantung
DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan
darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar
kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita berpuasa dulu minimal
selam 12 jam.
PEMBAGIAN
OBAT – OBATAN
Penggolongan obat-obat
yang dapat menurunkan lipoprotein plasma :
•Asamfibrat(ex.
Klofibrat, Gemfibrozil)
•Resin(ex. Kolestiramin ,
Kolestipol)
•PenghambatHMGCoAReduktase(ex.Mevastatin,
Pravastatin, Lovastatin danSimvastatin)
•AsamNikotinat(ex.Niasin)
•Probukol
•Golongan Lain-lain(ex.
NeomisinSulfat, Beta Sitosterol,Dekstrotiroksin,
&Bekatul).
Obat-obat yang digunakan
dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia) biasanya ditujukan
untuk (1) menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan, (2) meningkatkan
perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma, (3) mempercepat bersihan kolesterol
dari tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus
disertai diet rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak jenuh.
Obat-obat yang dapat digunakan pada
hiperlipidemia meliputi :
A. Niasin atau Asam
Nikotinat (vitamin B7)
Obat ini mempunyai
kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam klinik terbatas
karena efek samping yang tidak menyanangkan
Mekanisme kerja :
menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam
lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya
senyawa ini diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk
sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida
(dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).
Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya
menurunkan kadar plasma kolesterol dan trigliserida, maka digunakan pada
hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin
juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan kadar
HDL plasma.
B. Derivat Asam Fibrat
Termasuk golongan ini adalah
Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan kadar trigliserida
darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk
menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V. Mekanisme kerja :
memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada
kilomikron dan VLDL.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : gangguan
pencernaan ringan
2. Litiasis : pembentukan batu empedu
3. Keganasan : terutama Klofibrat yang
dapat menyebabkan
keganasan terkait dengan kematian
4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)
Interaksi obat : berinteraksi dengan
antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti koagulan.
Kontra Indikasi : pasien dengan kelainan
fungsi hati, ginjal atau pasien dengan
penyakit
kandung empedu
C. Resin Pengikat Asam Empedu
Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin
dan Kolestipol.
Obat dalam golongan ini menurunkan
kolesterol dengan cara mengikat asam empedu pada saluran pencernaan untuk
membentuk kompleks yang tidak larut dan diekskresikan melalui feses. Hal ini
memungkinkan adanya interaksi dengan obat-obatan yang juga dapat berikatan
dengan asam empedu, yang khirnya dapat mencegah absorpsi ataupun efek lokal
dari obat yang dipengaruhi.
Penggunaan : obat ini (yang biasa
dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati
hiperlipidemia tipe IIa dan IIb.
Efek samping :
1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual
dan kembung
(flatulen)
2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi
vitamin larut
lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi.
D. Probukol
Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka
obat ini tidak disukai. Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat
aterosklerosis.
Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol,
sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag.
Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang menempel pada
vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis.
Dengan demikian, pencegahan oksidasi
kolesterol akan menghambat perkembangan aterosklerosis. Penggunaan : pada
hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika antihiperlipidemia
lain tidak efektif. Efek samping : gangguan pencernaan ringan.
E. Inhibitor HMG-CoA
(Hidroksimetilglutaril koenzim A) Reduktase
Termasuk golongan ini adalah Lovastatin,
Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin.
Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A
reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan meningkatkan
penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan kolesterol
intrasel.
Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar
kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia.
Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi
hati dan gangguan otot (miopati)
Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin
(antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko pendarahan.
Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui,
anak-anak dan remaja.
F. Minyak Ikan
Sediaan minyak ikan yang
kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam pengobatan
hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat
memperburuk hiperkolesteromia.
G. Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan dua
antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma yang signifikan.
Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi
Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif
menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL plasma. Contoh lain adalah kombinasi
HMG CoA reduktase dengan Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan
kolesterol LDL.
Dalam
penanganan penyakit hiperlipidemia ini dapat berupa dari obat sintesisi dan
tumbuhan. Pada umumnya intervensi obat antihiperlipidemia ini adalah untuk
memperkuat diet ketat lemak, atau individu yang memang tidak memberikan respon
dengan diet saja. Sebelum dimulai pengobatan, harus dipastikan dulu penyebab
timbulnya hiper-lipidemia. Sebab hiperlipidemia sering terjadi akibat keadaan
patologis lainnya seperti diabetes mellitus, hipotiroidea atau alkoholisme.
(hiperlipidemia sekunder) Berdasarkan jenis lipid yang diturunkan kadar
plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :
1. Antihiperkolesterolemia
: Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin, Neomisin sulfat, Probukol, Fibrat,
Lovastatin, Dekstrotiroksin.
2. Antihipertrigliserida
: Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat, Bezafibrat), Niacin, Fish
Oil
Kombinasi
Masing-masing antihiperlipidemia di atas hanya mampumenurunkan
kadar kolesterol atau trigliserida saja, kecuali niacin yang dapat
menurunkan kadar kedua lipid tersebut. Akan Tetapi penggunan jenis-jenis obat
ini mempunyai efek samping. Contohnya, Niacin menyebabkankulit panas dan gatal
sangat mengganggu sekali pada pemakaian setelah 1-2 jam obat ini, sehingga
sering kali pasien berhenti minum obat. Klofibrat, berupa nyeri lambung,
mual muntah, diare dan bertambahnya berat badan. Obat ini dapat
meningkatkan insiden kolelitiasis (2-3 X lipat) dan kematian akibat karsinoma
karena efek perangsangan sekresi empedu, sehingga penggunaan-nya sangat
dibatasi. Sehingga penggunaan obat dari bahan alami yaitu tumbuhan lebih aman
dan tidak kalah hebatnya dengan obat sintesis. Beberapa jenis tumbuhan
berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kolesterol tinggi
antara lain :
1.
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)
2.
Asam Jawa (Tamarindus indica L
3.
Tempuyung (Sonchus arvensis L)
4.
Belimbing manis (averhoa carambola L)
5.
Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)
6.
Jamur Linchi
7.
Pare
8.
Seledri
9.
Wortel
10.
Apukat
2. ATHEROSKLEROSIS
Arteriosklerosis
adalah pengerasan pembuluh arteri akibat penurunan elastisitas pembuluh darah
arteri, yang disebabkan oleh adanya timbunan lemak pada lapisan dinding bagian
dalam pembuluh darah.
Arteriosklerosis biasanya digunakan untuk
menyatakan kekakuan pembuluh darah yang merupakan penyebab dari adanya stroke atau serangan jantung, namun belum banyak orang tau apa itu sebenarnya
arteriosklerosis. Oleh karena itu pada artikel ini kita akan membahas mengenai
pengertian arteriosklerosis, penyebab beserta gejala yang ditimbulkannya.
Upaya Pengobatan
Perubahan gaya hidup, seperti diet yang sehat
dan berolahraga, merupakan pengobatan yang paling tepat untuk arteriosklerosis.
Kadang-kadang, obat atau prosedur bedah dapat direkomendasikan juga.
Obat yang digunakan
Berbagai obat dapat memperlambat – atau bahkan
memulihkan arteriosklerosis. Berikut adalah beberapa pilihan yang umum:
§
Obat kolesterol. Tujuannya untuk menurunkan lipoprotein
(LDL) kolesterol low-density, kolesterol “jahat” dan Meningkatkan high-density
lipoprotein (HDL), kolesterol “baik”. Contoh obat kolesterol yang dimaksud
antara lain statin dan fibrat. Selain menurunkan kolesterol, statin
memiliki efek tambahan yang membantu menstabilkan lapisan arteri jantung dan
mencegah arteriosklerosis.
§
Obat anti-platelet. Dokter mungkin meresepkan obat
anti-platelet, seperti aspirin,
untuk mengurangi kemungkinan penimbunan trombosit pada
arteri yang menyebabkan penyumbatan lebih lanjut.
§
Obat beta blocker. Obat-obat ini biasanya digunakan untuk
penyakit jantung koroner. Obat ini dapat menurunkan denyut jantung
dan tekanan darah, mengurangi beban jantung dan sering meringankan gejala
nyeri dada. Beta blockers mengurangi risiko serangan jantung dan beberapa
masalah irama jantung.
§
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Obat-obat ini dapat
membantu memperlambat perkembangan arteriosklerosis dengan menurunkan tekanan
darah dan memberikan efek yang baik pada arteri jantung. ACE
inhibitor juga dapat mengurangi risiko serangan jantung berulang. Contoh
obatnya captopril.
§
Calcium channel blockers. Obat-obat ini menurunkan tekanan darah
dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati angina. Contoh obatnya amlodipine dan nifedipine.
§
Pil kencing (diuretik). Tekanan darah tinggi
merupakan faktor risiko utama terjadinya ateriosklerosis. Diuretik akan
menurunkan tekanan darah.
§
Obat lain. Dokter mungkin menyarankan obat tertentu untuk mengendalikan
faktor risiko spesifik, seperti diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
AKFAR-ISFI/Farmakologi/Antihiperlipidemia
Estuningtyas, A. Dan Arif, A. (2007). Obat Lokal.
Dalam buku: Farmakologi dan Terapi. Edisi lima, Editor:
Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
ISFI (2008). Informasi
Spesialite Obat Indonesia. Volume 43. Jakarta : Ikatan
Sarjana
Farmasi Indonesia.
DAFTAR PERTANYAAN :
1.
Efek samping apakah yang ditimbulkan oleh Niasin?
2.
Bagaimana interaksi obat golongan resin pengikat empedu?
3.
Apa penyebab arterosklerosis?
4.
Apa gejala yang ditimbulkan dari arterosklerosis?
Hay Halimah saya coba jawab nomor 2 berdasarkan artikel di atas saya mengutip bahwa "obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) "
BalasHapusMaka dari itu dapat di ketahui bahwa obat golongan resin pengikat empedu kompatibel dengan obat diet dan niasin
Bagus. Dan ngebantu bgt blog ini. Pas bgt Ama tugas yg lagi gw cari
BalasHapusJwban no 3 Penyebab Arteriosklerosis
BalasHapusArteriosklerosis disebabkan oleh pengerasan dinding arteri. Hal ini bisa terjadi karena penumpukkan lemak di lapisan dalam arteri (aterosklerosis) atau karena penebalan otot dinding arteri akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Ketika lapisan dalam arteri rusak, sel darah dan lainnya akan menggumpal di area yang rusak.
Hai Halimah😊. Artikel ini sangat membantu saya mengetahuin apa itu Antihiperlipidemia dan Atherosklerosisi. TERIMAKASIH
BalasHapusBaiklah saya akan menjawab yaitu nomor 3 aterosklorosis terjadinya karena penebalan dinding arteri
BalasHapusBaiklah kk akan menjawab pertanyaan nomor 3 yaitu karena adanya pengerasan dinding arteri
BalasHapushaloo halimah, artikelnya menarik sekali yaaa!
BalasHapusoh iya, sebenarnya hubungan antara hiperlipidemia dan atherosklerosis itu apa ya?
Jwban no 3 Penyebab Arteriosklerosis
BalasHapusArteriosklerosis disebabkan oleh pengerasan dinding arteri. Hal ini bisa terjadi karena penumpukkan lemak di lapisan dalam arteri (aterosklerosis) atau karena penebalan otot dinding arteri akibat tekanan darah tinggi (hipertensi). Ketika lapisan dalam arteri rusak, sel darah dan lainnya akan menggumpal di area yang rusak.
Halo kakak, sangat membantu sekali artikel anda, dan akhirnya tugas saya terselesaikan, terimakasih
BalasHapusBaiklah saya akan menjawab yaitu nomor 3 aterosklorosis terjadinya karena penebalan dinding arteri
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan nomor 2. Mekanisme kerja resin pengikat empedu : kolestiramin dan kolestipo
BalasHapusObat yang bekerja pada saluran pencernaan. Bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. Kolestipol dan Kolestiramin hanya bermanfaat pada hiperlipoproteinemia yang melibatkan peningkatkan LDL saja.
Afinitas tinggi terhadap asam empedu → Asam empedu akan diikat oleh resin → membentuk senyawa yang tidak larut dan tak dapat direabsorbsI → diekskresi melalui feses →Asam empedu menurun → Sintesis Asam Empedu dari kolesterol di LDL → kadar LDL plasma menurun.
Terima kasih artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapus
BalasHapusHai Halimah.. sya akan membantu menjawab No 3. Sebelum arteri mengalami penyempitan atau penyumbatan yang terjadi secara mendadak, penyakit arteriosklerosis pada umunya tidak memibulkan gejala apapun. Gejala awal arteriosklerosis yang dapat terjadi berupa nyeri atau kram yang timbul sebagai kurangnya oksigen dan nutrisi pada jaringan. Arteriosklerosis dapat terjadi pada arteri di otak, jantung, dan organ vital lainnya. Apabila arteriosklerosis terjadi pada arteri yang menuju otak (arteri karoid) maka arteriosklerosis bisa menyebabkan stroke dengan gejala berupa kelemahan atau kelumpuhan pada otot wajah dan otot anggota gerak. Apabila arteriosklerosis terjadi pada arteri yang menuju jantung (arteri koroner) maka arteriosklerosis bisa menyebabkan serangan jantung dengan gejala nyeri dada yang terjadi secara tiba – tiba yang yang tidak hilang meskipun dengan beristirahat.
No 1. Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik.
BalasHapusHay Halimah saya akan mencoba membantu menjawab penyebab aterosklerosis salah satunya dari faktor gaya hidup seperti makan makanan yang mengandung lemak
BalasHapusgejala : Nyeri kronis di kaki : Seorang pasien yang menderita aterosklerosis umumnya mengeluh sakit kronis di kaki. Warna kaki juga berubah menjadi gelap dan biasanya dingin. Karena rasa sakit, pasien mungkin kesulitan dalam berjalan dan menunjukkan kelesuan dalam melakukan pekerjaan.
BalasHapusHallo Halimah.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan nomor 1.
Efek samping yang ditimbulkan oleh Niasin yaitu:
1. Kemerahan pada kulit( disertai rasa panas yang tidak nyaman )
2. Pruritus
3. Mual dan sakit pada abdomen
4. Hiperurisemia
5. Pirai (gout)
6. Penurunan toleransi glukosa pada terapi jangka panjang dan hepatotoksisitas.
gejala : Nyeri kronis di kaki : Seorang pasien yang menderita aterosklerosis umumnya mengeluh sakit kronis di kaki. Warna kaki juga berubah menjadi gelap dan biasanya dingin. Karena rasa sakit, pasien mungkin kesulitan dalam berjalan dan menunjukkan kelesuan dalam melakukan pekerjaan.
BalasHapusDiet yang tinggi Lemak & kolesterol seperti mengkonsumsi biskuit, kue, sosis, daging olahan, es krim dan mentega, akan menyebabkan kelebihan lemak yang kemudian akan dipecah menjadi LDL yaitu suatu Jenis kolesterol jahat yang dapat memblokir arteri. Kolesterol LDL akan menempel pada dinding arteri bagian dalam kemudian membentuk deposit yang secara bertahap akhirnya akan menyumbat aliran darah.
BalasHapusJawaban no 4
HapusNo 3
BalasHapusPenyebab arterosklerosis adalah bisa diakibatkan oleh stress, mengosumsi lemak yg tinggi seperti kuning telur, daging kambing, yg akan mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah dari penumpukan lemak didinding membran pembuluh darah
artikelnya menambah pengetahuan pembaca. terimakasih :)
BalasHapusHai halimah saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. penyebab arterisklerosis adalah adanya lemah yang mengeras pada dinding pembuluh darah arteri dimana apabila dibairkan, maka semakin lama akan semakin menebal dan akan menghambat aliran darah
BalasHapusHalo halimah, artikel nya sangat bermanfaat sekali dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih
BalasHapushy halimah artikel anda sangat membantu saya
BalasHapusterimakasih
BalasHapusmenurut saya yg disebabkan krena obesitas,DM,terlalu bnyak makan berminyak
Haii halimah, pemaparan materi yg mudah di pahamin, shga sy bsa menjawab tgs2 sy,
BalasHapusTerimaksih yaa
Hai Halimah.. sya akan membantu menjawab No 3. Sebelum arteri mengalami penyempitan atau penyumbatan yang terjadi secara mendadak, penyakit arteriosklerosis pada umunya tidak memibulkan gejala apapun. Gejala awal arteriosklerosis yang dapat terjadi berupa nyeri atau kram yang timbul sebagai kurangnya oksigen dan nutrisi pada jaringan. Arteriosklerosis dapat terjadi pada arteri di otak, jantung, dan organ vital lainnya. Apabila arteriosklerosis terjadi pada arteri yang menuju otak (arteri karoid) maka arteriosklerosis bisa menyebabkan stroke dengan gejala berupa kelemahan atau kelumpuhan pada otot wajah dan otot anggota gerak. Apabila arteriosklerosis terjadi pada arteri yang menuju jantung (arteri koroner) maka arteriosklerosis bisa menyebabkan serangan jantung dengan gejala nyeri dada yang terjadi secara tiba – tiba yang yang tidak hilang meskipun dengan beristirahat.
BalasHapus